Gerakan “Bawah Tanah” Pilkada Karawang, Ketua PCNU Tuding Pimpinan Ponpes Terima Uang

Pemilu, Politik, Religi1,005 kali dilihat

KARAWANG CENTER  – Tahap Pilkada Karawang yang memasuki tahapan kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati mulai mendidih. Pasalnya, bukan hanya pendukung dari kalangan partai atau ormas yang saling tuding terhadap pasangan calon, tapi sudah menyentuh kalangan ulama.

Ketua PCNU Karawang, Ahmad Ruhyat Hasby, yang biasa disapa Uyan, menuding pasangan Cellica-Aep Syaepuloh melakukan politik uang, yakni dengan memberikan uang sebesar Rp250 juta-300 juta kepada lima orang kyai yang memimpin Pondok Pesantren (Ponpes) di Karawang.

Bank BJB KPR

Tudingan itu sontak membuat resah para kyai yang namanya disebut-sebut menerima uang tersebut. Lima orang ulamaKarawang yang namanya disebut menerima uang yaitu Kyai Ujang Badruddin dari Ponpes Nurusalam di Medang Asem, Kyai Wawan Jarakah, pengasuh Ponpes Baitul Burhan di Tempuran, Kyai Tatang Syihabuddin, pengasuh Ponpes Annihayah di Rawamerta, Kyai Abdul Goni Maruf, pengasuh Ponpes Alhidayah, Rawamerta dan Kyai Agus, dari Ponpes Sabilul Khair, Manggung Jaya Cikul.

Baca Juga :  Monitoring Pelaksanaan Pilkades 2021 di Kabupaten Karawang

Tudingan politik uang yang dilakukan pasangan Cellica-Aep itu bermula dari pesan grup WA dari Ketua PCNU Karawang Ahmad Ruhyat Hasby kepada pengurus PCNU Karawang. Dalam pesannya itu dikatakan “Semua pesantren NU yang rata-rata tidak aktif disambangi mereka, dengan memberikan bantuan Rp250 juta-300 juta,” kata Uyan melalui pesan Whatsapp (WA),Jumat (17/10/2020).

Uyan menyebut kelima Kyai itu adalah golongan NU kultural. Cellica-Aep, kata Uyan mencoba mencari dukungan dari para Kyai NU kultural tersebut. Sebab, lanjut Uyan, Cellica-Aep dinilai tak bisa mencari dukungan dari NU struktural. Hanya saja pesan grup WA untuk kalangan pengurus PCNU Karawang bocor kemasyarakat dan tersebar di medsos.

Baca Juga :  Wabup Bantu Pendistribusian Beras Oleh Gerakan Infaq Beras Karawang dan Paskas Karawang

Kepada wartawan, Uyan mengaku tidak mengerti kenapa pesan grup WA PCNUKarawang bisa menyebar kemasyarakat. Dia juga meminta maaf kepada pasangan Cellica-Aep karena telah menyampaikan pesan seperti itu kepada pengurus NU. “Saya meminta maaf atas kejadian ini, dan ini saya lakukan atas nama pribadi bukan organisasi NU,” katanya.

Sementara itu Kepala Pondok Pesantren Annihayah, Karawang, Kyai Ahmad Tatang Syihabudin yang namanya disebut telah menerima uang merasa difitnah. Dia mengaku saat musim Pilkada ini, bukan hal aneh jika ada calon yang datang untuk sowan ke Kyai dan pesantren NU.

“Kami mempersilahkan semua paslon untuk datang. Karena mungkin kami dipandang sebagai orang tua yang biasanya diminta mendoakan dan menasehati. Itu saja. Tidak ada janji-janji politik apalagi dibayar,” kata Tatang, melalui sambungan telepon, Sabtu (17/10/2020).

Baca Juga :  Pemkab Gelar Rakor Kesiapan Pilkada Ditengah Tengah Pandemi Covid 19

Menurut Tatang, Kyai Uyan telah mencemarkan nama baik pesantren dan NU. Dia menuntut Kyai Uyan meminta maaf atas fitnah terhadap lima orang Kyai di media massa. “Saya sudah menemui Kyai yang difitnah menerima uang dan kesimpulannya Kyai Uyan harus meminta maaf secara terbuka di media massa karena fitnah ini sudah menyebar kemana-mana.

Kami sudah membuat surat terbuka. Isinya menuntut Kyai Uyan mengklarifikasi pernyataannya. Kami juga meminta masyarakat tak percaya terhadap tudingan itu dan tetap menjaga persatuan. Kami juga meminta masyarakat menjaga persatuan,” ujar Tatang.

Artikel Terkait

Jangan ketinggalan berita ini!

Tinggalkan Balasan