KARAWANG CENTER – Tahun baru Islam akan berganti pada hari ini dan momen tersebut dianggap sakral. Namun ritual membuang pakaian dalam, kutang dan celana dalam, di Gunung Sanggabuana malah terjadi pada bulan Mulud.
Pada prosesnya, para peziarah harus membayar ratusan untuk melakukannya. Ritual buang pakaian dalam, kutang dan celana dalam, di Gunung Sanggabuana diyakini dapat membuang sial.
Ketua Tim Ekspedisi Fauna Pegunungan Sanggabuana, Bernard T Wahyu, mengatakan bahwa ada 4 mata air di Gunung Sanggabuana yang dipakai untuk ritual, yakni Pancuran Mas, Pancuran Kejayaan, Pancuran Kahuripan, dan Pancuran Sumur Tujuh.
Adapun, makamnya ada 14, beberapa diberi nama Makam Eyang Haji Ganda Mandir, Taji Malela, Kyai Bagasworo, Ibu Ratu Galuh, Eyang Abdul Kasep, Eyang Sapujagat, Eyang Langlang Buana, Eyang Jagapati, dan Eyang Cakrabuana.
“Dari 4 mata air dan 14 makam itu dipakai ritual buang sial. Bahkan setiap ritual dikenakan tarif perorang yang dipandu kuncen itu sekitar Rp 250 ribu, buat memandu ritual dan ubo rampenya,” kata dia.
“Ada juga yang gratis tapi hanya sekedar mandi di pancuran lalu buang celana dalam dan pakaian doang lalu balik,” kata Bernard.
Dia menjelaskan banyaknya makam di Gunung Sanggabuana perlu dikaji mendalam tentang sejarah dan budayanya. Meski ada banyak, belum tentu berpotensi menjadi cagar budaya.
“Apakah makam dan makom itu memiliki potensi cagar budaya atau kesejarahannya? Ini perlu kajian lebih dalam, karena semakin lama malah menjamur ritual yang tentunya menimbulkan kemusyrikan,” dia menambahkan.