KARAWANG CENTER – Debat terbuka calon bupati dan wakil bupati Karawang 2020 tinggal menghitung hari. Rencananya, debat digelar pada Rabu 25 November 2020. Organisasi Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadas C+) berharap KPU mengisi debat dengan komitmen para calon mengatasi masalah lingkungan hidup.
Sekretaris Forkadas C+, Yuda Febrian mengatakan tema lingkungan hidup penting dibahas karena kerusakan lingkungan hidup di Karawang terus terjadi. Pihaknya, kata Yuda sedang menyusun draf kerusakan lingkungan yang perlu menjadi perhatian semua pihak termasuk calon pemimpin Karawang nanti.
“Kami akan berikan catatan kepada seluruh calon dan forkopimda juga KPU. Siapa tahu para calon perlu kisi-kisi. Kami harap komitmen terhadap penyelamatan lingkungan jadi bahasan dalam debat pilkada nanti,” kata Yuda Febrian saat ditemui.
“Kami berharap para calon membeberkan gagasan yang jelas terhadap isu lingkungan. Tak hanya di tataran permukaan, juga menyentuh masalah mendasar persoalan lingkungan hidup dan sumber daya alam di Karawang,” Yuda menambahkan.
Menurut Yuda, selama kampanye ini, para calon belum membeberkan strategi dan gagasan mereka terhadap isu perbaikan dan pelestarian lingkungan. “Saat dibaca, semua baru dalam tataran formalitas. Kami belum melihat gagasan yang detail dan jelas dari para calon tentang isu perbaikan dan pencegahan kerusakan lingkungan,” ujar Yuda.
Untuk menyedot perhatian, Yuda dan kawan-kawannya bersama aktivis Kamisan dan Jatam, membuat pertunjukan parodi wayang politik di depan Pemda Karawang. Judulnya ‘Lestari Hanya Janji’. Dalam pertunjukan 15 menit itu, ditampilkan karikatur para calon bupati, ada Cellica Nurrachadiana, Ahmad Zamakhsyari dan Yesi Karya Lianti.
“Tak ada dialog khusus, dalam parodi wayang ini, kami tampilkan visi misi dan janji para calon pemimpin Karawang nanti. Selain karikatur para calon, kami tampilkan juga gunungan wayang memuat foto gunung Sirnalanggeng yang rusak ditambang,” kata Udin Saripudin (20), dalang ‘Lestari Hanya Janji’.
Udin mengungkapkan, tujuannya membuat parodi ini, adalah mengungkap keresahan warga Karawang yang melihat lingkungan rusak dan tak kunjung pulih. “Kita sudah bosan dengan janji-janji yang disampaikan calon bupati setiap pilkada. Tapi nyatanya kerusakan tetap terjadi,” tutur Udin.