KARAWANG CENTER – Pemkab Karawang membutuhkan dana sekitar Rp9,7 triliun untuk penanganan abrasi di sejumlah kecamatan pesisir utara daerah itu.
Abrasi di pantai utara Karawang sudah sangat parah dan mengancam keselamatan warga. “Anggarannya cukup besar dalam mengatasi abrasi, bukan miliaran lagi, tapi triliunan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karawang Dedi Ahdiat, Rabu (20/7/2022).
Dedi Ahdia menyatakan, sejak beberapa tahun terakhir hingga saat ini abrasi memang terus terjadi di sejumlah wilayah pesisir utara Karawang.
Sesuai data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karawang, hingga kini abrasi di pesisir pantai tersebar di enam kecamatan.
“Untuk sementara, penanganan abrasi dilakukan di spot-spot tertentu itu pun dengan menggandeng pihak swasta dan BBWS (balai besar wilayah sungai). Sebab jika dilakukan secara keseluruhan, anggaran penanganannya sangat besar,” ujarnya.
Sesuai perhitungan yang telah dilakukan Pemkab Karawang, untuk penanganan abrasi di Karawang secara keseluruhan, membutuhkan anggaran cukup besar, mencapai Rp9,7 triliun.
“Pemkab Karawang akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan penanganan abrasi di wilayah pesisir utara Karawang,” tutur Dedi Ahdiat.
Sementara itu, akibat abrasi yang terjadi dari tahun ke tahun, bibir pantai yang sebelumnya jauh dari sisi jalan kini sudah sangat dekat dengan jalan. Bahkan ada di beberapa titik yang jalannya rusak terkena abrasi.
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengaku akan membahas lebih lanjut mengenai penanganan abrasi di pesisir utara Karawang. “Selama ini penanganan abrasi baru dilakukan dengan penanaman mangrove, itu hasil kolaborasi antara pemkab dengan pihak swasta,” kata Wabup Karawang.
Sementara itu, Rohim, warga Kecamatan Cilebar mengatakan, selama beberapa pekan terakhir ini warga di pesisir pantai Cilebar disibukkan dengan rob. Warga juga khawatir dengan abrasi yang terus terjadi.
“Kami berharap ada pemasangan pancang (pemecah gelombang) yang menjurus ke laut, untuk mengatasi abrasi. Tujuannya agar abrasi tidak terlalu parah,” kata Rohim.
Editor : Agus Warsudi