Bendera Setengah Tiang di Bendung Barugbug Karawang

Lingkungan2,343 kali dilihat

KARAWANG CENTER – Sampaikan kritik di hari kemerdekaan, Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Cilamaya Berbunga, lakukan pengibaran bendera setengah tiang di Bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kamis (17/8/2023).

Presidium Fordas Cilamaya Berbunga Deni Pranata menuturkan, pengibaran bendera setengah tiang dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap pencemaran Sungai Cilamaya.

Bank BJB KPR

“Kami hari ini melaksanakan upacara bendera setengah tiang sebagai bentuk keprihatinan kami dan protes kami terhadap lemahnya kinerja pemerintah dalam melestarikan Sungai Cilamaya,” ujar Deni, saat ditemui usai upacara di Bendung Barugbug, Kamis (17/8/2023).

Ia menuturkan, Sungai Cilamaya sepanjang 97 kilometer itu, kondisinya masih memperihatinkan. Airnya hitam pekat dan berbau busuk, diduga gegara tercemar limbah industri.

“Hari ini dimana semua masyarakat Indonesia merasakan kemerdekaan, tetapi kami masyarakat daerah aliran Sungai Cilamaya, merasakan kepedihan, karena sungai kami masih dijajah, sungai kami tercemar, sungai kami seperti tong sampah limbah selama puluhan tahun tidak pernah mendapat perhatian serius dari pemerintah,” tuturnya.

Baca Juga :  Habiskan Duit Rp 14 Miliar, Lapangan Karangpawitan Karawang Tak Terurus Dan Penuh Sampah

Pengibaran bendera setengah itu, kata Deni, merupakan salah satu bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak melakukan tindakan terhadap kondisi sungai Cilamaya.

“Ini merupakan bentuk protes karena sungai kami masih hitam pekat, bau busuk, ketika yang lain meraskan kemerdekaan, tetapi belum merdeka bagi sungai Cilamaya,” imbuhnya.

Ia juga berharap, pemerintah bisa memberikan perhatian dan tindakan intens terhadap pelestarian sungai Cilamaya, yang diketahui sudah tercemar sejak 20 tahun terkahir.

“Kami berharap pemerintah memberikan perhatian intens terhadap sungai Cilamaya, tidak hanya hadir ceremonial dan membuat kebijakan yang tidak dilaksanakan, hanya omong kosong yang tertera di dalam kertas,” paparnya.

Baca Juga :  Alat Berat Kesulitan Evakuasi Material Longsor di Tegalwaru, Wisata Curug Cigentis Ditutup Sementara

Fakta Mengerikan Sungai Cilamaya yang Tercemar Limbah

Sungai Cilamaya sendiri memiliki air yang berwarna hitam pekat dan menimbulkan aroma bau busuk. Ekosistem di lokasi pun dikabarkan rusak.

Seperti terlihat di bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, belasan bangkai ikan sapu-sapu terlihat membusuk di pinggir aliran.

Presidium Fordas Cilamaya Berbunga Zainal Arif menuturkan, saking mengerikannya kondisi aliran sungai, tak jarang ia melihat ikan pembersih itu muncul kepermukaan dan menepi ke daratan hingga mengambang di aliran sungai akibat teracuni limbah yang mencemari sungai.

“Sering pak (ikan sapu-sapu mati), banyak dilemparin anak-anak karena bangkai ikannya kan bau,” ujar Arif.

Ikan air tawar dengan nama latin Glyptoperichthys gibbiceps dikenal ketahanannya karena dapat bertahan hidup dalam kondisi air yang keruh berpasir sekalipun.

Baca Juga :  Akses Jalan di Desa Tamelang Purwasari Amblas 100cm Lebih

“Sebenarnya ikan ini cenderung menempel di dasar perairan. Sebenarnya mereka kuat terhadap kondisi sungai keruh berpasir, tapi saking berbahanya sungai ini ikan sapu-sapu aja membusuk jadi bangkai,” kata dia.

Ikan sapu-sapu diketahui, sebagian besar hidup di sungai yang tercemar sebagai penjaga ekosistem sungai. Selain makan lumut, ikan ini juga bisa memakan limbah dan polutan yang mengandung logam berat. Oleh karenanya ikan sapu-sapu tidak dapat dikonsumsi oleh manusia.

Melihat kondisi demikian, Arif berharap, pemerintah segera mengambil tindakan atas tercemarnya sungai Cilamaya yang membahayakan tersebut.

“Kalau tercemar sudah hampir 20 tahun, kondisinya seperti ini sudah berbulan-bulan, saya harap pemerintah bisa melakukan upaya cepat dalam penanganan pencemaran sungai Cilamaya ini,” pungkasnya.

(orb/orb)

PenulisSumber
Detik
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6881280/bendera-setengah-tiang-di-bendung-barugbug-karawang

Artikel Terkait

Jangan ketinggalan berita ini!

Tinggalkan Balasan

Feed Berita