KARAWANG CENTER – Pemerintah Kabupaten Karawang berencana menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada Mei mendatang. Kegiatan KBM tatap muka tersebut akan digelar di kawan yang masuk zona hijau COVID-19.
“Saya sudah koordinasi dengan berbagai pihak mengenai KBM tatap muka, rencana bulan Mei,” ucap Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh saat dihubungi, Senin (1/3/2021).
Namun, kata Aep, tidak semua sekolah melaksanakan KBM. Pihaknya hanya akan menggelar KBM tatap muka di sekolah yang berada di zona hijau COVID-19.
“Hanya untuk zona hijau yang boleh KBM tatap muka, itupun seluruh guru diwajibkan mengikuti vaksinasi terlebih dahulu, dan dengan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Wilayah-wilayah zona merah seperti tengah kota atau Karawang Barat, dan sekitarnya belum akan diizinkan untuk menggelar KBM tatap muka.
“Untuk KBM di zona merah itu seperti di Karawang kota itu tidak boleh,” katanya.
Dia menuturkan, KBM tatap muka hanya untuk sekolah dan sekolah menengah pertama yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
“Hanya tingkatan SD, dan SMP. Kita bisa liat seperti di daerah pedesaan seperti Rengasdengklok ke sana itu kan mereka tinggalnya di sana, dan asli orang sana bukan dari mana-mana. Kalau di kota kan orang mana-mana,” tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan, Kepala Dinas Pendidikan Karawang Asep Junaedi. Menurutnya ada beberapa tahap yang akan dilakukan KBM, tahap pertama, sekolah yang melaksanakan belajar tatap muka di wilayah zona hijau, dengan tingkat risiko penularan COVID-19 kategori rendah.
“Kita sudah membahas untuk membuka sekolah tatap muka Mei tahun ini. Namun sebelum itu dilakukan seluruh guru dan pegawai sekolah harus di vaksin terlebih dahulu. Nanti kita akan kirim surat ke Dinas Kesehatan terkait rencana pemberian vaksin untuk guru dan tenaga sekolah lainnya,” katanya.
Menurut Asep, rencana sekolah tatap muka sebetulnya sudah dipersiapkan sejak lama. Sekolah-sekolah sudah mempersiapkan semua persyaratan seperti protokol kesehatan. Namun sekolah tatap muka akhirnya mundur karena pandemi COVID-19 semakin meningkat.
“Kami cari solusi bagaimana sekolah bisa melakukan belajar tatap muka. Salah satu syaratnya yaitu semua guru harus divaksinasi,” ujarnya.
(mso/mso)