KARAWANG CENTER – Kondisi bencana alam pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kian parah dari hari ke hari. Retakan terus meluas, kerusakan rumah dan infrastruktur di kawasan tersebut.
Kondisi jalan setapak yang sempat dilihat pada Rabu (3/2) lalu juga terlihat sebagian sudah terbelah, begitu juga dengan saluran air yang hancur. Beberapa rumah permanen juga sudah retak, sebagian terbelah dan dihancurkan oleh warga karena dinilai membahayakan.
“Kondisi pergerakan tanah masih terjadi, rumah milik warga sebelah timur anjlok setengah meter. Saat ini kerenggangan tanah terus bergerak melebar 20 sentimeter,” kata Asep Has, relawan ProBumi Indonesa, Minggu (7/2/2020).
Asep Has juga membenarkan soal getaran-getaran yang terasa hingga Pos Kebencanaan di lokasi tersebut. Terlebih saat hujan mengguyur titik bencana, meski tidak terdengar lagi suara dentuman getaran-getaran itu diyakini akibat pergerakan tanah.
“Faktor intensitas hujan, yang drainase masuk ke celah-celah retakan akibatnya tanah anjlok di beberapa lokasi. Ada satu unit rumah dibongkar, karena sudah tidak layak untuk di huni. Di sebelah barat sudah ada retakan setengah meter dan sudah benar-benar masif. Kalau malam, getaran juga terus terasa terlebih ketika hujan,” lanjut Asep.
“Relawan dan warga bergeser dari zona merah karena pergerakan yang masif. Untuk penanganan-penanganan masih dilakukan evakuasi material yang membahayakan di lokasi,” sambungnya. (sya/mud)