KARAWANG CENTER – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyayangkan adanya penyalah gunaan data yang dilakukan oleh pihak Aplikasi Muslim Pro. Sebelumnya, ada kabar Militer AS telah membeli data lokasi puluhan juta umat Islam di seluruh dunia dari aplikasi Muslim Pro.
Kabar tersebut terkuak dari laporan laman Vice Motherboard. Disebutkan militer AS menggunakan dua metode terpisah untuk mendapatkan data lokasi pengguna. Pertama melibatkan produk bernama Locate X.
Layanan tersebut dibeli untuk membantu Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM), divisi militer yang ditugaskan untuk kontraterorisme, pemberontakan, dan pengintaian khusus, dalam operasi pasukan khusus di luar negeri.
Metode kedua mendapatkan data melibatkan perusahaan bernama X-Mode. Perusahaan ini memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi kemudian menjual data tersebut ke kontraktor, dan dengan ekstensi ke militer AS.
Sebagai imbalannya, X-Mode membayar biaya kepada pengembang aplikasi berdasarkan jumlah pengguna yang dimiliki. Misalnya, sebuah aplikasi dengan 50.000 pengguna aktif harian di AS akan menghasilkan pengembang USD 1.500 sebulan.
Dalam sebuah postingan Instagram pribadinya, Ridwan Kamil mengatakan, yang dilakukan pihak Aplikasi Muslim Pro ini merupakan pelanggaran.
View this post on Instagram
“Sudah ada bantahan dari Aplikasi Muslim Pro. Namun yang diduga menyalahgunakan adalah pihak ke-3 yang terikat kontrak dengan Aplikasi ini. Selama hubungan dengan pihak ke-3 terduga ini belum diputus, maka kekhawatiran penyalahgunaan itu masih ada,” tulis @ridwankamil, Kamis (19/11/2020).
Ridwan Kamil yeng juga mengaku selalu menggunakan aplikasi tersebut untuk kebutuhan sehari-harinya, mengajak kepada warga Jabar untuk sementara berpindah ke Aplikasi lain yang dinilai lebih aman.
“Sementara mari pindah ke aplikasi yang lain, sampai ada kepastian terkait perlindungan privasi pengguna. Namun apapun itu semua kembali ke pilihan masing-masing. Tugas saya hanya mengingatkan dan memberi perlindungan kepada warga tercinta saya,” tandasnya. (Red)