KARAWANG CENTER – Puluhan warga Kampung Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Karawang memblokade jalan Badami – Loji. Mereka menolak pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan.
Pantauan detikcom, aksi unjuk rasa itu pada Minggu pagi itu membuat arus lalu lintas tersendat. Rangkaian kendaraan mengular amat panjang. Deru mesin dan klakson saling terdengar amat bising. Meski begitu, warga tetap cuek dan membentangkan spanduk bernada protes.
Dalam aksi itu, Sejumlah ibu ibu dan anak kecil juga turun ke jalan. Seorang pria bahkan nampak tiduran di aspal. Warga juga nampak mencorat coret jalan aspal. Tulisannya ‘Masyarakat Bersatu Menuntut Keadilan’.
“Aksi protes ini adalah hari kedua. Kita akan terus turun ke jalan sampai tuntutan warga dikabulkan,” kata Sidik Somantri, warga Citaman, Sabtu (2/1/2020).
Didin M Muchtar koordinator aksi menuturkan, unjuk rasa dan blokade jalan ini dipicu oleh tuntutan warga yang protes harga ganti rugi atas tanah dalam pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan.
Didin mengungkapkan, 76 keluarga di Citaman merasa rugi karena hanya diganti Rp 200 sampai Rp 300 ribu per meter. Padahal, kata Didin, harga pasaran termurahnya Rp 1,5 juta permeternya.
“Karena letak rumah dan tanah kami di pinggir jalan. Masak digargai Rp 300 ribu. Kami tidak pernah sepakat saat berembuk. Karena harganya tidak setimpal. Tapi mereka tetap menentukan harga murah,” tutur Didin.
Menyikapi hal itu, 76 keluarga yang protes kemudian bergabung dalam Paguyuban Citaman Bersatu. “Lokasi rumah kami adalah pemukiman padat. Jika digusur, kami harus pindah. Tapi bagaimana bisa dapat rumah layak jika ranah dan rumah kami dihargai murah,” kata Didin.
Tol Jakarta-Cikampek 2 sisi Selatan rencananya akan dibangun sepanjang 62 KM. Nilai investasinya mencapai 14,9 Triliun. Tol ini akan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar di Jatiasih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta. Tol itu juga akan melewati Karawang Selatan.
“Investor dapat menghasilkan triliunan tapi kami tanah dan rumah kami dibayar murah. Sebenarnya siapa yang disejahterakan jika tanah kami dibeli murah,” kata Sidik Somantrie, seorang warga Citaman.
Detikcom sudah berusaha meminta konfirmasi dari pihak Jasa Marga. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada respons.
(ern/ern)