KARAWANG CENTER – Tiba-tiba saja ruang kelas SDN Amansari 2, Kecamatan Rengasdengklok ambruk, Minggu (14/2). Beruntung saat kejadian, tidak ada siapa pun di ruangan yang sudah lapuk tersebut.
Kepala SDN Amansari 2 Tati Sumiati mengatakan, dua ruang kelas yang ambruk itu dikarenakan pondasi bangunan dan atap sudah rusak, ditambah lagi belakangan ini sering diguyur hujan.
“Yang ambruk dua ruangan, terus satu ruangan lagi sudah tidak bisa dipakai karena tembok dan pondasinya sudah berubah, atapnya saja sudah pada bolong. Hanya saja gak sampai ambruk kayak dua ruangan itu,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (15/2).
Dia menjelaskan, semua bangunan di SDN Amansari 2 yang terdiri dari 12 rombongan belajar untuk 387 siswa, itu sudah tidak layak pakai. Tapi dengan keterpaksaan dan keterbatasan ruang kelas yang layak, maka banyak ruang kelas yang masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Sebelum corona melanda, Sumiati pun kerap meminta kepada para guru untuk memberhentikan kegiatan belajar jika terjadi angin kencang atau hujan, hal itu karena khawatir ruang kelas roboh dan memakan korban.
Selain 12 rombel tidak layak digunakan, SDN Amansari 2 juga tidak memiliki ruang kantor. Sehingga kantor yang saat ini digunakan untuk menyimpan berkas itu memakai ruangan kelas. Lebih dari itu, pihak sekolah juga pernah memberlakukan shift untuk kegiatan belajar kelas dua dan tiga.
“Semua rombel itu dipaksakan saja, saya antisipasi ke guru-guru kalau ada angin keluar aja, biarin tidak mengejar waktu sekolah juga,” katanya.
Kata Sumiati, sejak 2018 dirinya menjadi kepala SDN Amansari 2, belum pernah ada pembangunan atau rehab pagar maupun ruang kelas. Padahal banyak ruang kelas yang seharusnya diperbaiki.
“Saya juga gak paham betul, apa memang belum dilirik atau kendalanya dari apa, padahal Dapodik juga sudah diusahakan sesuai dengan aturan,” ujarnya.
Sumiati berharap pemerintah segera memperbaiki ruangan yang sudah rusak ini, sebelum diberlakukan pembelajaran tatap muka. Malah keinginan dia bukan hanya memperbaiki dua ruang kelas yang ambruk saja, melainkan memperbaiki 12 rombel karena semua ruangan kondisinya sudah memprihatinkan.
“Keinginan saya tahun ini terealisasi bangunannya, takutnya nanti ada pembelajaran tatap muka,” imbuhnya.
Korwilcambidik Rengasdengklok Rusta Anzela mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena kejadiannya hari Minggu, disamping itu juga pembelajaran masih dilaksanakan secara daring.
“Sebetulnya dulu dari tahun 2018 sudah diajukan tapi belum direalisasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, tidak ada sekolah yang ambruk karena banjir.
Namun, dirinya tidak menampik ada sejumlah sekolah rusak. “Saya dapat laporan dua sekolah rusak karena banjir,” tuturnya. (mra)