KARAWANG CENTER – Kepala BNPB Doni Monardo bersama Menko PMK Muhadjir Effendy dan Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang Barat. Doni menyerahkan bantuan senilai Rp 500 juta untuk penanganan banjir.
Doni Monardo beserta rombongan melihat langsung giat penanganan banjir yang dipicu curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Ciseet, Sungai Citarum, dan Kali Cimalaya sejak Minggu (7/2).
“Guna membantu percepatan penanganan banjir, BNPB memberikan bantuan secara simbolis Dana DSP Sebesar Rp500 Juta kepada Sekda Karawang. Selain itu bantuan lain yang diserahkan berupa masker 10.000 pcs, selimut 80 lembar, lampu emergency air garam 300 unit,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/2/2021).
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Karawang, sebanyak 15 kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian muka air beragam. Tepantau tinggi permukaan air antara 10 hingga 250 cm.
Data BPBD Kerawang mencatat 15 kecamatan terdampak yaitu Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Batujaya, Cikampek, Tirtamulya, Ciampel, Pangkalan, Rawamerta, Jatisari, Banyusari, Karawang Timur, Cimalaya Wetan, dan Pakis Jaya.
“Dari lima belas kecamatan tersebut, terdapat 14.754 KK terdampak banjir dan 3.393 KK Mengungsi. BPBD mencatat kerugian material akibat banjir berupa 14.340 unit rumah terdampak, 51 unit rumah rusak berat, 157 unit rumah rusak sedang, 870 unit rumah rusak ringan, 40 unit fasos dan fasum terdampak dan 217 hektar sawah terdampak,” ujar Raditya.
Doni Monardo yang juga menjabat Ketua Satgas Penanganan COVID-19 berpesan agar penanganan pengungsi hendaknya dilakukan dengan cara memisahkan kelompok rentan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.
“Dalam hal ini, kelompok rentan yang dimaksud yaitu lansia, warga yang memiliki komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, balita dan anak-anak,” ucap Raditya.
Selain itu, Doni juga mengecek ketersediaan alat tes antigen di pos kesehatan. Hal ini untuk menunjang para petugas medis untuk tetap memastikan kondisi kesehatan para pengungsi dan sekaligus mencegah penularan COVID-19.
(rfs/rfs)