KARAWANG CENTER – Jelang bulan suci Ramadhan 2021, salah satu bahan pangan mentah yang paling mendasar yakni komoditas bawang putih di Jawa Barat tercatat mengalami defisit.
Untuk mengatasi krisis tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk mengimpor bawang putih dari luar negeri.
Menurut keterangan dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Jafar Ismail, nantinya bawang putih impor itu akan didatangkan dari China.
Meski begitu, Jafar menerangkan bila kebutuhan bawang merah aman dan justru mengalami surplus hingga 3.000 ton.
Sementara itu Jawa Barat bukan hanya kekurangan bawang putih, kebutuhan pangan lainnya seperti gula pasir juga masuk dalam kategori defisit.
Sebagaimana diberitakan PRFMNews.id dalam artikel “Alami Defisit, Jabar Berencana Impor Bawang Putih dari China”, untuk gula pasir sendiri, DKPP Jabar, Jafar Ismail menyebut pihaknya akan berusaha mendatangkannya dari Lampung, Jawa Timur, hingga luar negeri.
“Bawang merah surplus 3.000 ton, bawang putih defisit, kebutuhan bawang putih itu impor dari China. Gula pasir untuk tahun 2021 defisit 9.500 ton, kita berusaha mendatangkan dari Lampung, Jawa Timur, dan impor,” katanya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu 7 Maret 2021.
Menurut Jafar, bawang putih di Jawa Barat memang lebih banyak didatangkan dari luar negeri.
Kendati demikian, Jafar telah memastikan bahwa harga di pasaran menurut pemantauan timnya cenderung turun.
“Jadi bawang putih memang produksi dari kita ini sangat sedikit dan kebanyakan ini impor. Kita masih menggantungkan dari impor. Tapi dari pantauan harga ada sedikit penurunan,” ucapnya.
Diketahui, DKPP senantiasa melakukan pemantauan setiap harinya di seluruh pasar tradisional dan modern di Jawa Barat.
Sedikitnya ada 13 komoditas yang menjadi perhatian Pemprov Jabar, di antaranya beras, jagung, kedelai, kacang tanah, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, cabai rawit, cabai besar, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih.
“Ada petugas kita di seluruh kabupaten di provinsi Jawa Barat, jadi pantauannya harian, kemudian di rata-rata per minggu, dan harga rata-rata di seluruh Jawa Barat,” tutupnya.***(Haidar Rais/PRFMNews.id)