Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pandemi dan Banjir Bikin Wedding Organizer di Karawang Terpuruk

KARAWANG CENTER – Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah ungkapan yang cocok menggambarkan kondisi Wedding Organizer (WO) di Kabupaten Karawang. Belum bangkit dari keterpurukan pandemi COVID-19, banjir yang melanda Karawang makin mempersulit mereka.

Pengusaha WO, Sania (36) mengatakan, dampak pandemi sebelumnya sangat dirasakan bagi pendapatannya, ditambah dengan banjir. “Di masa pandemi, sama banjir ini, pendapatan usaha saya turun 75 persen,” katanya saat diwawancarai dalam acara Wedding Open House, yang diselenggarakan Batiqa Hotel, Karawang, Kamis (25/2).

Bank BJB KPR

Ia mengaku sebelum pandemi, dalam satu bulan mampu 30 klien lebih. “Pendapatan kotornya sekitar Rp 1 miliar,” kata perempuan berambut pirang ini.

Baca Juga :  Pemkab Karawang Klaim Butuh Rp9,7 Triliun untuk Penanganan Abrasi di Pantai Utara

Akhirnya Sania menyiasati penurunan pendapatannya dengan mengubah konsep dan harga paket. “Saya coba mengubah konsep paketnya, agar bisa cocok di masa sulit ini,” tuturnya.

Ia berharap pandemi dan bencana banjir yang menerjang Karawang segera berakhir.

Di tempat sama, Pemilik WO Teman Manten, Asep (29) mengaku mengalami penurunan omset. “Saya biasa per bulan, kalau normal itu bisa 6 klien, tapi sekarang hanya 2 klien,” katanya.

Ia juga menambahkan, paket yang dibuat kini disesuaikan dari kondisi klien. “Kalau dari saya itu, meski ada harga yang sudah ditentukan di paket, tapi bisa dinegosiasikan sesuai keadaan klien,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemerintah Kabupaten Karawang Meluncurkan Program SEDEKAH DIGITAL

Sementara itu dihubungi terpisah, Sekjen Asosiasi WO Panatacara Bandung Raya Nura menuturkan, para pengusaha WO di Jawa Barat hampir semua mengalami dampak serupa.

“Beberapa daerah yang saya tahu, seperti Karawang pasti mengalami penurunan pendapatan yang signifikan, ditambah lagi banjir yang tengah dialami,” jelasnya saat diwawancarai melalui telepon seluler.

Di Karawang sendiri, katanya, memang masih minim dari penyelenggaraan seperti pameran WO. “Kalau untuk Karawang, setahu saya belum terbentuk asosiasi WO-nya, dan pastinya sangat diperlukan dalam upaya menaikkan pendapatan dengan gelar acara pameran bersama,” ungkapnya.

Baca Juga :  Suami di Karawang Tega Jual Istri ke Pria Hidung Belang, Sekali Kencan Rp600.000

Sementara itu musisi yang bekerja sama dengan WO, Taufik (30) dari Bhawono Music Management mengungkapkan, penurunan gelaran acara di masa pandemi ini sangat terasa bagi musisi.

“Saya, dan kawan-kawan juga pasti terdampak, bukan hanya WO saja,” katanya.

Namun, katanya, beberapa WO atau Event Organizer (EO) mulai beradaptasi dengan kondisi pandemi, salah satu caranya dengan konsep private event.

“Meski pandemi, kami mencoba bertahan, dan mencoba beradaptasi, seperti memperbanyak private event,” ujarnya. (ern/ern)

Artikel Terkait

Jangan ketinggalan berita ini!

Tinggalkan Balasan

1 komentar