KARAWANG CENTER – Wasmi (60) hidup sebatangkara dan tinggal gubuk reyot di Kampung Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang. Perempuan itu hidup di rumah bilik bambu berukuran 5 x 6 meter.
“Sudah puluhan tahun tinggal dirumah seperti ini sebelum suami meninggal,” kata Wasmi di rumahnya.
Dia bercerita tinggal di gubuk reyot berdinding bilik bambu yang sudah bolong akibat dimakan usia, atap gubuk sudah miring ,genting sudah banyak yang jatuh sementara kamar tempat tidur tertutup terpal yang sudah rusak.
“Jangankan bisa memperbaiki ,untuk makan saja kesulitan,” katanya.
Wasmi mengaku sebelum suami meninggal dunia, ia sudah tinggal bersama selama puluhan tahun. Selama itu pula, gubuk reyot itu tidak pernah diperbaiki.
Sikap Pemerintah
Rumah bambu peninggalan suami kondisinya sudah semakin parah. Hampir di setiap sudut tiangnya sudah disangga bambu.
“Ketidakmampuan secara ekonomi yang membuat gubuk hampir roboh,” dia menuturkan.
Sani (45), tetangga dekat nenek Wasmi, mengatakan Wasmi dan suaminya sudah berupaya mencari bantuan. Mereka pernah mengajukan bantuan kepada pemerintah melalui desa.
Tapi apa boleh buat, pengajuan tidak terealisasi hingga suaminya meninggal dunia.
“Sudah pernah pengajuan rumah layak huni, namun belum ada realisasi,” kata Sani.
Dia juga berharap penderitaan nenek Wasmi mampu mengetuk hati pemangku kebijakan dari pemerintah kabupaten untuk membantu supaya nenek ini punya harapan hidup dan juga punya tempat tinggal yang aman untuk dihuni.
“Saya berharap pemerintah segera merealisasikan punya tempat tinggal yang aman,” ucapnya.