KARAWANG CENTER – Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Faperta Unsika) memanen ikan nila hasil kegiatan mina padi di Dusun Babakan Tamiang, Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang. Mina padi dapat membantu penyediaan bahan pangan saat pandemi Covid-19. Mina padi diterapkan di sawah seluas 1.200 meter persegi.
Dalam sawah milik anggota Kelompok Tani Air Mancur tersebut dibuat kolam selebar lima meter dan panjang 28 meter, serta saluran mengelilingi sawah selebar satu meter. X Learn more Ikan nila dipilih lantaran tahan genangan dan digemari banyak orang. “Kita panen sekitar 750 ekor dari 1.000 benih yang kita tanam. Umurnya sekitar dua bulan,” ujar Winda Rianti, Dosen Pembimbing Lapangan Fakultas Pertanian Unsika, Selasa (17/11/2020).
Dengan mina padi, kata Winda, petani dapat memperoleh pendapatan lain selain padi. Apalagi di tengah pandemi, mina padi dapat membantu penyediaan bahan pangan bagi petani di masa pandemi Covid-19. “Meski sedikit dibuat kolam, panen padi tidak berkurang signifikan, justru tambah penghasilan ikan,” ujarnya.
Winda pun bersyukur respons petani sangat antusias medukung program itu. Pun dukungan dari Kepala Desa Lemahmulya yang juga seorang petani. Winda menyebut program tersebut rencananya bakal dilanjutkan pada sawah dari kelompok tani lain di Desa Lemahmulya.
Mina padi merupakan bagian dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Selain mina padi ada biogas dari kotoran hewan dan komposting dari jerami. “Konsep kami zero wave. Semua bisa dimanfaatkan mulai dari jerami hingga kotoran hewan,” ucapnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Faperta Unsika Darso Sugiono mengungkapkan, pada program tersebut mahasiswa mempratikkan ilmu yang mereka dapat di bangku kuliah. Mahasiswa juga belajar membangun komunikasi, jejaring dan kerjasama dengan lembaga, dinas terkait dan masyarakat, terutama petani. “Harapan kita keilmuan mahasiswa terintegrasi keilmuannya, mulai hulu ke hilir. Yang paling penting aplikasi keilmuan,” ujar Darso.
Darso pun berharap pemanfaatan program terpadu tersebut terus berlanjut. Karenanya pihaknya tengah mencari pendanaan, mulai dari Corporate Social Responsibility (CSR) maupun dari lembaga terkait. “Kami ingin pemanfaatan kotoran hewan menjadi biogas hingga mina padi bukan sebatas program, melainkan terus berlanjut,” ucapnya.