Sungai Citarum Hitam Pekat dan Bau Busuk, Karena Puluhan Pabrik Buang Limbah Sembarangan

Industri, Kesehatan, News1,235 kali dilihat

Karawang Center – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang (DLHK) merilis data uji laboratorium air Citarum. Hasilnya, selama sepekan, air sungai terpanjang di Jawa Barat itu dipenuhi limbah.

“Air Citarum dipenuhi air buangan dari sejumlah perusahaan,” kata Wawan Setiawan saat ditemui detikcom di ruangannya, Selasa (11/8/2020).

Bank BJB KPR

Wawan menuturkan, pihaknya mengambil sampel di tujuh tempat. Diantaranya, bantaran Citarum wilayah Anggadita, Telukjambe, Alun-alun dan Purwadana.
“Air Citarum di wilayah-wilayah itu terindikasi tercemar,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan di tujuh tempat menunjukkan, kadar Chemical Oxygen Demand (COD) rata-rata mencapai 60an mg/L. Padahal, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001 seharusnya COD tidak melebihi 50 mg/L.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Dreamer’s Lab (@dreamerslab_id) on


Selain itu, tingkat kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) rata-rata mencapai 15 mg/L. Bahkan di Anggadita mencapai 38,4 mg/L, seharusnya tidak melebihi 6 mg/L. Hasil Dissolved Oxygen (DO) menunjukkan 4 mg/L, yang seharusnya tidak melebihi 3 mg/L.

“Kadar COD,BOD, dan DO di lokasi pengambilan sampel sudah di atas ambang batas toleransi,” tutur Wawan.

“Tingginya kadar BOD, COD dan DO di Citarum itu menunjukkan air tidak dalam keadaan baik atau di bawah normal,” Wawan menambahkan.

Hal itu, kata Wawan tak lepas dari puluhan pabrik yang membuang langsung limbahnya ke Citarum. Di Citarum wilayah Karawang, tercatat ada 32 perusahaan yang outfall nya langsung ke Citarum.
Dari puluhan pabrik itu, bergerak di bidang tekstil, makanan, kimia dan kertas.

“Total ada 86 pabrik yang membuang langsung ke daerah aliran sungai Citarum atau 54 pabrik yang membuang limbah ke anak sungai Citarum,” ungkap Wawan.

Seharusnya, kata Wawan, sebelum membuang limbah ke sungai, pabrik-pabrik itu harus memastikan buangan mereka tak berbahaya. “Artinya harus di bawah baku mutu,” ujar Wawan.

Menghitamnya air Citarum, selama sepekan lalu, kata Wawan diperparah oleh surutnya air, sehingga gelontoran limbah yang dibuang langsung memenuhi Citarum yang sedang surut.

“Sehingga air yang dangkal itu dipenuhi limbah karena Citarum sendiri sedang surut,” ungkap Wawan.

(mud/mud)

 

Berita dikutip dari Detikcom

Baca Juga :  Perkembangan Covid-19 Pasca Libur Panjang dan Memasuki Akhir Tahun 2020

Artikel Terkait

Jangan ketinggalan berita ini!

Tinggalkan Balasan

Feed Berita